Makna Wazan
Istaf’ala
Fi’il tsulâtsî mujarrad (fa’ala, fa’ila,
fa’ula) dapat ditambahi tiga huruf di depan berupa alif, sîn, dan tâ`;
dibaca istaf’ala. Lihat tabel di bawah.
1. Thalab (meminta). Contoh:
a. kata ghafara (mengampuni) diubah menjadi
istaghfara, maka maknanya menjadi thalabul maghfirah (meminta
ampunan),
b. kata fahima (memahami) diubah menjadi istafhama,
maka maknanya menjadi thalabul fahmi (meminta pemahaman/penjelasan).
2. Tahawwul atau Shairûrah (menjadi).
Contoh:
a. kata hajar (batu) dapat dibentuk
menjadi kata istahjara, dengan makna shâra hajaran (menjadi
batu),
b. kata asad (singa) dapat dibentuk menjad
kata ista`sada, dengan makna shâra kal asad (menjadi seperti
singa).
3. Ishâbah (membenarkan) atau I’tiqâd
(meyakini). Contoh:
a. kata karuma (mulia) diubah menjadi istakrama.
Contoh kalimat: istakramtuhu; maknanya: ashabtuhu karîman (saya
membenarkan bahwa ia mulia),
b. kata ‘azhuma (agung) diubah menjadi ista’zhama.
Cintoh kalimat: ista’zhamtuhu; maknanya: ashabtuhu ‘azhîman (saya
membenarkan bahwa ia agung).
4. Muthâwa’ah (mengerjakan pekerjaan itu
sendiri) bagi wazan af’ala. Contoh:
a. kalimat aqamtuhu wastaqâma (aku
meluruskannya, sehingga ia lurus),
b. kalimat ahkamtuhu wastahkama (aku
menetapkannya, sehingga tetaplah ia).
5. Ikhtishârul hikâyah (meringkas
rangkaian kalimat menjadi sebuah istilah). Contoh:
a. kata istarja’a bermakna mengucapkan
kalimat: innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn.
6. Bermakna seperti wazan tafa’’ala.
Contoh:
a. kata ista’zhama maknanya sama dengan ta’azhzhama,
b. kata istakbara maknanya sama dengan takabbara.
Mengenai makna kata-kata berwazan tafa’’ala, dapat
dilihat dalam pembahasan terkait.
7. Bermakna seperti wazan fa’ala. Dengan
kata lain, tidak ada bedanya dengan fi’il tsulâtsî mujarrad-nya dalam
hal makna. Contoh:
a. kata istaqarra semakna dengan kata qarra
(tetap),
b. kata istahza`a semakna dengan kata haza`a
(mengejek).
8. Bermakna seperti wazan af’ala. Contoh:
a. kata istajâba semakna dengan kata ajâba,
b. kata istayqana semakna dengan kata ayqana.
Mengenai makna kata-kata berwazan af’ala, dapat
dilihat dalam pembahasan terkait.
Memperhatikan berbagai makna di atas, kita bisa
katakan bahwa kata berwazan istaf’ala ada yang muta’addî (transitif;
membutuhkan objek), ada pula yang lâzim (intransitif; tidak membutuhkan
objek). Contoh yang muta’addî adalah istahsana. Sedangkan
contoh lâzim adalah istahjara.
رقم
|
معنى الزيادة
|
المثال
|
معنى
|
أصل الكلمة
|
|
الفعل
|
الإسم
|
||||
1
|
الطَّلَب
|
اسْتَغْفَرَ
|
طَلَبُ اْلمَغْفِرَة
|
غَفَرَ
|
غُفْر, مَغْفِرَة
|
اسْتَفْهَمَ
|
طَلَبُ اْلفَهْم
|
فَهِمَ
|
فَهْم
|
||
2
|
التَّحَوُّل أَوْ الصَّيْرُوْرَة
|
اسْتَحْجَرَ
|
صَارَ حَجَرًا
|
-
|
حَجَر
|
اسْتَأْسَدَ
|
صَارَ كَاْلأَسَد
|
-
|
أَسَد
|
||
3
|
اْلإِصَابَة أَوْ اْلإِعْتِقَاد
|
اسْتَكْرَمَ
|
أَصَبْتُهُ كَرِيْمًا
|
كَرُمَ
|
كَرِيْم
|
اسْتَعْظَمَ
|
أَصَبْتُهُ عَظِيمًا
|
عَظُمَ
|
عَظِيْم
|
||
4
|
اْلمُطَاوَعَة
|
اسْتَقَامَ
|
أَقَامَ نَفْسُهُ
|
قَامَ
|
قِيَام
|
اسْتَحْكَمَ
|
أَحْكَمَ نَفْسُهُ
|
حَكَمَ
|
حُكْم
|
||
5
|
اخْتِصَارُ اْلحِكَايَة
|
اسْتَرْجَعَ
|
قَالَ : إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا
إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
|
رَجَعَ
|
رَجْع
|
6
|
بِمَعْنَى وَزْنِ (تَفَعَّلَ)
|
اسْتَعْظَمَ
|
تَعَظَّمَ
|
عَظُمَ
|
عَظِيْم
|
اسْتَكْبَرَ
|
تَكَبَّرَ
|
كَبُرَ
|
كِبْر
|
||
7
|
بِمَعْنَى وَزْن (فَعَلَ)
|
اسْتَقَرَّ
|
قرَّ
|
قرَّ
|
قَرَار
|
اسْتَهْزَأَ
|
هَزَأَ
|
هَزَأَ
|
هَزْأ
|
||
8
|
بِمَعْنَى وَزْنِ (أَفْعَلَ)
|
اسْتَجَابَ
|
أَجَابَ
|
-
|
جَوَاب
|
اسْتَيْقَنَ
|
أَيْقَنَ
|
-
|
يَقِيْن
|
Sawangan Permai, 02 Syawwâl 1435 H/29 Juli 2014 M
14:14 WIB
Alhamdulillah ana dapat ilmu yang bermanfaat. Jazaakallahu khair
BalasHapusAfwan ust,, bisa kami diberitahu referensinya?
BalasHapusseperti yang ada pada tabel. Syukron
Maaf baru lihat komentar ini. Sudah lama, jadi saya lupa merujuk ke kitab apa dulu itu. Maaf nggih...
HapusMau tanya, bagaimana dengan istiqlal. Apakah berasal dari kata dasar qalil (sedikit)? mengapa bisa bermakna merdeka?
BalasHapusMohon penjelasan, terima kasih