Sabtu, 16 Agustus 2014

Makna Wazan Istaf’ala

Makna Wazan Istaf’ala

Fi’il tsulâtsî mujarrad (fa’ala, fa’ila, fa’ula) dapat ditambahi tiga huruf di depan berupa alif, sîn, dan tâ`; dibaca istaf’ala. Lihat tabel di bawah.

Wazan istaf’ala memiliki beberapa makna:

1. Thalab (meminta). Contoh:

a. kata ghafara (mengampuni) diubah menjadi istaghfara, maka maknanya menjadi thalabul maghfirah (meminta ampunan),

b. kata fahima (memahami) diubah menjadi istafhama, maka maknanya menjadi thalabul fahmi (meminta pemahaman/penjelasan).


2. Tahawwul atau Shairûrah (menjadi). Contoh:

a. kata hajar (batu) dapat dibentuk menjadi kata istahjara, dengan makna shâra hajaran (menjadi batu),

b. kata asad (singa) dapat dibentuk menjad kata ista`sada, dengan makna shâra kal asad (menjadi seperti singa).


3. Ishâbah (membenarkan) atau I’tiqâd (meyakini). Contoh:

a. kata karuma (mulia) diubah menjadi istakrama. Contoh kalimat: istakramtuhu; maknanya: ashabtuhu karîman (saya membenarkan bahwa ia mulia),

b. kata ‘azhuma (agung) diubah menjadi ista’zhama. Cintoh kalimat: ista’zhamtuhu; maknanya: ashabtuhu ‘azhîman (saya membenarkan bahwa ia agung).


4. Muthâwa’ah (mengerjakan pekerjaan itu sendiri) bagi wazan af’ala. Contoh:

a. kalimat aqamtuhu wastaqâma (aku meluruskannya, sehingga ia lurus),

b. kalimat ahkamtuhu wastahkama (aku menetapkannya, sehingga tetaplah ia).


5. Ikhtishârul hikâyah (meringkas rangkaian kalimat menjadi sebuah istilah). Contoh:

a. kata istarja’a bermakna mengucapkan kalimat: innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn.


6. Bermakna seperti wazan tafa’’ala. Contoh:

a. kata ista’zhama maknanya sama dengan ta’azhzhama,

b. kata istakbara maknanya sama dengan takabbara.

Mengenai makna kata-kata berwazan tafa’’ala, dapat dilihat dalam pembahasan terkait.


7. Bermakna seperti wazan fa’ala. Dengan kata lain, tidak ada bedanya dengan fi’il tsulâtsî mujarrad-nya dalam hal makna. Contoh:

a. kata istaqarra semakna dengan kata qarra (tetap),

b. kata istahza`a semakna dengan kata haza`a (mengejek).


8. Bermakna seperti wazan af’ala. Contoh:

a. kata istajâba semakna dengan kata ajâba,

b. kata istayqana semakna dengan kata ayqana.

Mengenai makna kata-kata berwazan af’ala, dapat dilihat dalam pembahasan terkait.

Memperhatikan berbagai makna di atas, kita bisa katakan bahwa kata berwazan istaf’ala ada yang muta’addî (transitif; membutuhkan objek), ada pula yang lâzim (intransitif; tidak membutuhkan objek). Contoh yang muta’addî adalah istahsana. Sedangkan contoh lâzim adalah istahjara.

Tabel berikut ini semoga bisa memperjelas pembahasan ini.



رقم
معنى الزيادة
المثال
معنى
أصل الكلمة
الفعل
الإسم
1
الطَّلَب
اسْتَغْفَرَ
طَلَبُ اْلمَغْفِرَة
غَفَرَ
غُفْر, مَغْفِرَة
اسْتَفْهَمَ
طَلَبُ اْلفَهْم
فَهِمَ
فَهْم
2
التَّحَوُّل أَوْ الصَّيْرُوْرَة
اسْتَحْجَرَ
صَارَ حَجَرًا
-
حَجَر
اسْتَأْسَدَ
صَارَ كَاْلأَسَد
-
أَسَد
3
اْلإِصَابَة أَوْ اْلإِعْتِقَاد
اسْتَكْرَمَ
أَصَبْتُهُ كَرِيْمًا
كَرُمَ
كَرِيْم
اسْتَعْظَمَ
أَصَبْتُهُ عَظِيمًا
عَظُمَ
عَظِيْم
4
اْلمُطَاوَعَة
اسْتَقَامَ
أَقَامَ نَفْسُهُ
قَامَ
قِيَام
اسْتَحْكَمَ
أَحْكَمَ نَفْسُهُ
حَكَمَ
حُكْم
5
اخْتِصَارُ اْلحِكَايَة
اسْتَرْجَعَ
قَالَ : إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
رَجَعَ
رَجْع
6
بِمَعْنَى وَزْنِ (تَفَعَّلَ)
اسْتَعْظَمَ
تَعَظَّمَ
عَظُمَ
عَظِيْم
اسْتَكْبَرَ
تَكَبَّرَ
كَبُرَ
كِبْر
7
بِمَعْنَى وَزْن (فَعَلَ)
اسْتَقَرَّ
قرَّ
قرَّ
قَرَار
اسْتَهْزَأَ
هَزَأَ
هَزَأَ
هَزْأ
8
بِمَعْنَى وَزْنِ (أَفْعَلَ)
اسْتَجَابَ
أَجَابَ
-
جَوَاب

اسْتَيْقَنَ
أَيْقَنَ
-
يَقِيْن


Sawangan Permai, 02 Syawwâl 1435 H/29 Juli 2014 M 14:14 WIB

4 komentar:

  1. Alhamdulillah ana dapat ilmu yang bermanfaat. Jazaakallahu khair

    BalasHapus
  2. Afwan ust,, bisa kami diberitahu referensinya?
    seperti yang ada pada tabel. Syukron

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf baru lihat komentar ini. Sudah lama, jadi saya lupa merujuk ke kitab apa dulu itu. Maaf nggih...

      Hapus
  3. Mau tanya, bagaimana dengan istiqlal. Apakah berasal dari kata dasar qalil (sedikit)? mengapa bisa bermakna merdeka?

    Mohon penjelasan, terima kasih

    BalasHapus